Menilik Sejarah Fantasy Premier League

Fantasy Premier League (FPL) merupakan salah satu game yang sangat populer di kalangan pecinta sepak bola saat ini. Beberapa tahun terakhir, FPL menjadi bumbu tambahan  yang membuat menonton pertandingan Liga Inggris menjadi lebih menyenangkan bagi kita. Menambahkan beberapa pemain ke tim menciptakan rasa ingin tahu dan antisipasi sejauh sejauh mana pemain pilihan kami dapat berbagi poin. Setiap musimnya, FPL menjadi game yang banyak dibicarakan. Ada yang serius mengevaluasi catatan statistik masing-masing pela dari musim musim, ada yang mengharapkan contekan dari ahlinya, atau ada juga yang asal-asalan, yang penting jangan jadi pemain di tim, yang mereka lakukan jangan lakukan.

Semua ini bukanlah sesuatu yang buruk, karena tentu saja ini hanyalah sebuah permainan. Bisa dikatakan FPL merupakan olahraga fantasi paling populer saat ini. Garis waktu sering kali penuh dengan diskusi tentang program olahraga fantasi ekstensif Liga Utama Inggris, serta pertanyaan tentang kode langganan fantasy yang dibuat oleh seseorang ( termasuk Pandit Football). Permainan olahraga fantasi sepery FPL relatif baru menjadi populer di Indonesia. Mungkin baru 3-4 tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai memainkan game ini. Namun ternyata olah raga fantasy bukanlah hal baru. Ada sejarah panjang di balik terciptanya FPL yang kini sangat populer. Andrew Wainstein tercatat sebagai orang pertama yang menghadirkan permainan fantasy ini  ke dunia sepak bola sejak tahun 1991. Wainstein bukanlah orang pertama yang menciptakan permainan ini. Dia hanya meniru apa yang dilakukan orang-orang di AS yang sudah melakukan olahraga fantasi.

Konon permainan ini sudah ada di Amerika sejak tahun 1962 Ketut Wilfred Winkenbach menciptakan gol fantasi. Tahun 90 an adalah puncak popularitas game olahraga fantasi. Popularitasnya meningkat drastis. Didirikan pada tahun 1980, Rotisserie Baseball League dikatakan sebagai awal dari semuanya. Daniel Okrent, editor surat kabar yang dilaporkan memberi nama liga tersebut, mengatakan Rotisserie adalah nama sebuah restoran di New York tempat dia dan teman-temannya memainkan permainan tersebut. Seperti olahraga fantasi saat ini, Daniel Okrent dan teman-temannya di Rotisserie Football League membuat tim yang terdiri dari pemain Major League Baseball dan memberikan nilai statistik sepanjang musim.

Kehadiran Okrent di dunia media dengan cepat menyebarkan permainan tersebut di kalangan jurnalis, khususnya jurnalis olah raga. Beberapa penulis mesiay bahkan telah menulis artikel tentang game ini. Pada tanggal 8 Juli 1980, New York Time menerbitkan sebuah artikel,”Apa arti George Steinbrenner bagi Liga Amerika, LeeEisenberg bagi Liga Rotisserie. Belum lama ini, CBS TV menayangkan berita serupa da membuka Rotisserie Football League semakin populer. Pada tahun 1989, lebih dari satu juta orang Amerika dan Kanada memainkan permainan ini. Melihat kesuksesan Fantasy Sports dt Amerika,  Andrew Wainstein pun mulai tertarik terjun ke  dunia sepak bola. Pada tahun 1991, ia mendirikan Fantasy League Ltd,sebuah   perusahaan yang bergerak di bidang olahraga fantasi sepak bola Inggris. Dan ternyata para pecinta sepak juga diundang untuk menyaksikan pertandingan ini.

Pertandingan Wainstein yang kini ditayangkan di fantasyleague.com telah diterima dengan baik oleh para penggemar sepak bola Inggris. Beberapa media publikasi juga telah membuat permainan serupa. Apalagi ketika internet mulai merambah masyarakat. Ledakan pengguna game semakin luar biasa ketika internet mulai digunakan sebagai sarana bermain game. Adanya juga membuat game ini bisa dimainkan secara real time seperti yang kita mainkan sekarang ini.